Sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berjalan untuk mengungsi di Desa Boru Kedang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/11/2024). (ant)

Flores Timur – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat terjadi sepanjang Kamis hingga Jumat (8/11/2024) dini hari.

Akibatnya, ribuan warga yang masih berdomisili di wilayah yang selama ini berada di radius aman terpaksa mengungsi. Hingga Jumat pagi, warga yang mengungsi di posko terpusat maupun rumah-rumah keluarga dari sebelumnya 5.816 jiwa kini bertambah menjadi 8.431 jiwa.

“Jumlah warga terdampak yang mengungsi baik pada tiga posko terpusat maupun rumah-rumah keluarga per hari ini menjadi 8.431 jiwa,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawuran, Jumat (8/11/2024) pagi.

Heri Lamawuran mengatakan, warga terdampak tidak hanya mengungsi di wilayah Kabupaten Flores Timur, tetapi juga di Kabupaten Sikka.

Dia merincikan sebaran warga terdampak yang mengungsi, yakni pada posko Desa Lewolaga, Desa Konga dan Desa Bokang Wolomatang di Kecamatan Titehena sebelumnya berjumlah 3.025 atau 350 kepala keluarga bertambah menjadi 4.149 jiwa atau 1.068 kepala keluarga terdiri dari 1.557 laki-laki dan 1.604 perempuan.

Sementara di Kecamatan Wulanggitang berjumlah 1.821 jiwa atau 359 kepala keluarga terdiri dari 889 laki-laki dan 932 perempuan, di pada rumah-rumah keluarga pada 8 desa.

Di Kecamatan Ile Bura tersebar pada 1 desa berjumlah 25 jiwa atau 6 kepala keluarga terdiri dari 14 laki-laki dan 11 perempuan. Kecamatan Demon Pagong tersebar pada 2 desa berjumlah 135 jiwa terdiri dari 66 laki-laki dan 69 perempuan.

Kecamatan Larantuka tersebar pada 8 kelurahan dan 1 desa berjumlah 85 jiwa atau 19 kepala keluarga terdiri dari 36 laki-laki dan 49 perempuan. Kecamatan Ile Mandiri tersebar pada 1 desa berjumlah 20 jiwa atau 6 kepala keluarga terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan.

Kecamatan Adonara dan Adonara Timur tersebar pada 2 desa berjumlah 9 jiwa atau 2 kepala keluarga terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan.

Sementara di Kabupaten Sikka, kata Heri Lamawuran, tersebar pada 9 desa dan Kota Maumere berjumlah 2.187 jiwa atau 600 kepala keluarga terdiri dari 961 laki-laki dan 1.152 perempuan.

“Setiap hari data mengalami perubahan, baik bertambah maupun berkurang. Jadi data ini bersifat sementara,” kata Heri Lamawuran.

Kata Heri Lamawuran, sampai dengan Jumat pagi, jumlah warga terdampak yang meninggal 9 orang, 31 orang mengalami luka berat dan 32 orang luka ringan di antaranya ada 4 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hendrik Fernandez.

Dikutip dari Florespos.net, di lokasi bencana, bertambahnya warga mengungsi cukup signifikan pada posko terpusat di Desa Lewolaga, Desa Konga dan Desa Boka Wolomatang serta Kecamatan Wulanggitang dan Kabupaten Sikka, pasca terjadi erupsi disertai gemuruh, awan panas guguran pada Kamis (7/11/2024) siang pukul 11.45 Wita. (Florespos).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer