Foto: SH (mengenakan masker), Mantri penyuntik mati Kades

Serang – Polresta Serang Kota, menemukan sejumlah bukti dan fakta dugaan perselingkuhan antara NN, istri mantri SH, dengan korban yakni Salamunasir, kepala desa (kades) Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Bukti tersebut kini terus dikembangkan dengan memeriksa sejumlah saksi.

“Tersangka menemukan handphone yang di dalam handphone nya ditemukan foto berduaan antara istri tersangka dengan korban,” ujar Wakapolresta Serang Kota, AKBP Hujra Soumena, melalui keterangan resminya, Rabu 15 Maret 2023.

Mantan Kapolres Tulang Bawang, Lampung, itu menerangkan bahwa berdasarkan keterangan dan bukti awal, perselingkuhan itu sudah terjadi sekitar delapan bulan.

Pelaku SH sudah berulang kali mengingatkan korban, sekaligus Kades Curug Goong, Salamunasir, serta istrinya NN yang berprofesi sebagai bidan desa, untuk menghentikan perselingkuhan tersebut.

“Kami temukan dalam penyidikan hubungan antara istri tersangka dengan korban berlangsung kurang lebih sekitar delapan bulan, dalam perjalanan kurun waktu tersebut, tersangka pernah mengingatkan tentang hubungan terlarang kepada istri korban dan kepada istri tersangka,” terangnya.

Perselingkuhan itu sempat diselesaikan melalui jalur musyawarah, namun tidak digubris oleh korban Salamunasir. Hingga puncaknya, mantri SH menyuntik mati Kades Curug Goong.

“Permasalahan tersebut telah diselesaikan secara musyawarah, ternyata kejadian kedekatan istri tersangka dengan korban Masih berlanjut sampai kejadian penyuntikan itu terjadi,” katanya.

Berdasarkan keterangan tersangka SH yang disampaikan ke penyidik, dia telah menyiapkan suntikan berisikan dua cairan. Saat ini Polresta Serkot masih menunggu hasil uji laboratorium forensik (labfor) dan keterangan resmi BPOM mengenai kandungan obat tersebut.

“Jarum suntik yang di dalamnya sudah diisi dengan 2 zat cairan masing-masing lima cc, yang masuk kedalam suntikan terdapat 10 cc,” jelasnya.

Pengacara Keluarga Kades Minta Mantri Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Mantri SH yang menyuntik mati Alamunasir, Kades Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, dikenakan Pasal 388 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP.

Pengacara keluarga kades disuntik mati tidak menerimanya. Mereka meminta kepolisian menerapkan pasal pembunuhan berencana atau Pasal 340.

“Selaku kuasa keluarga korban, kematian korban dilakukan secara berencana, kalau dilakukan berencana, penerapan pasal itu 340,” ujar Bambang Rara, perwakilan tim kuasa hukum, Selasa 14 Maret 2023.

Tim kuasa hukum Alamunasir, sengaja mendatangi Mapolresta Serang Kota, untuk menanyakan perkembangan kasus kliennya yang meninggal dunia usai disuntik oleh mantri berinisial SH.

Mereka mendapatkan informasi bahwa proses penyidikan membutuhkan waktu cukup lama, lantaran sampel dari tubuh korban akan dibawa ke Puslabfor Mabes Polri untuk diteliti lebih lanjut.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui zat yang mengalir di tubuh korban, hingga menyebabkan Alamunasir kehilangan nyawa. Setidaknya, hasil laboratorium bisa diketahui selama 14 hari.

“Tadi juga dari penyidik, perlu juga dilakukan toksikologi ke Mabes Polri, lanjutan untuk kandungan apa sih, obat apa sih, dan itu butuh waktu panjang, mungkin lebih dari 14 hari kerja,” ujar salah satu kuasa hukum korban, Eli Nursamsiah.

Tim kuasa hukum korban juga menantang pengacara pelaku, yang mengatakan adanya perselingkuhan antara Alamunasir dengan NN, istri sang mantri.

Mereka meminta Raden Yayan Elang membuktikannya, dan tidak hanya berbicara di media massa. Karena menurut kuasa hukum keluarga korban, tudingan perselingkuhan antara bidan NN yang notabene istri mantri SH dengan korban Alamunasir, tidaklah berdasar.

“Enggak mendasar yang dituduhkan pengacara tersangka mengenai perselingkuhan. Bahwa harus dibuktikan, ada 2 alat bukti apa yang perselingkuhan, jangan sampai klien kami dikaitkan dengan isu perselingkuhan,” ucap Wijaya Pratama, kuasa hukum lainnya. (viva)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer