Jakarta – Bentrok antara penduduk Pulau Rempang dan aparat keamanan berakhir ricuh. Hal ini buntut dari masalah soal pengembangan kawasan ekonomi baru proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang dan Galang, Batam.
Pulau Rempang rencananya akan dijadikan kawasan industri, perdagangan, hingga wisata yang terintegrasi. Pembangunan itu ditolak oleh sejumlah warga dan berujung bentrok warga dengan aparat keamanan.
Berikut sederet informasi terkait Pulau Rempang.
Profil Pulau Rempang
Dilansir situs Kemdikbudristek, Pulau Rempang adalah salah satu pulau di wilayah Kecamatan Galang, yang berada di bawah wilayah Kabupaten Kepulauan Riau. Rempang terhubung langsung dengan Pulau Galang dan Pulau Batam melalui jembatan Barelang. Secara administratif, Pulau Rempang masuk wilayah Pemerintah Kota Batam.
Jembatan Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang, yang menjadi sebuah jembatan penyambung antarwilayah di Rempang, yang dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.
Berikut profil Pulau Rempang
- Luas wilayah: 165 kilometer persegi
- Jumlah penduduk: 7.512 jiwa (Badan Pusat Statistik)
- Mata pencaharian penduduk: Nelayan dan Pelaut
- Etnis penduduk: Melayu, Orang Laut, dan Orang Darat
Sejarah Singkat Pulau Rempang
Pulau Rempang masuk dalam wilayah Kota Batam berawal dari Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tanggal 29 Juni 1992. Saat itu, pemerintah melakukan penambahan wilayah kawasan industri Pulau Batam.
Pemerintah berpendapat, kegatan usaha di Pulau Batam meningkat, tetapi ada keterbatasan daya dukung. Kemudian, masuklah Pulau Galang dan Rempang dengan status kawasan berikat.
Selain itu, tujuan kebijaksanaan pemerintah mengintegrasikan Pulau Rempang dan Pulau Galang ke dalam wilayah kerja Otorita Batam adalah untuk masa depan pengembanan wilayah itu. Oleh karena itu, ditetapkan penambahan wilayah lingkungan kerja daerah Otorita Batam dengan Pulau Rempang dan Pulau Galang, sehingga lebih dikenal dengan istilah Barelang alias Batam, Rempang, Galang.
Tentang Orang Darat di Pulau Rempang
Orang Darat atau Orang Oetan (hutan) diyakini sebagai penduduk asli Batam. Tampilan Orang Darat, kulitnya lebih gelap dari orang Melayu. Mereka hidup dari bercocok tanam dan mencari hasil hutan.
Jika kondisi air pasang, mereka baru mencari kepiting dan lokan. Nantinya, dibarter dengan orang Tionghoa yang memiliki kebun gambir yang ada di Pulau Rempang.
Pada tahun 1930, jumlah Orang Darat hanya sekitar 36 jiwa. Namun, kondisi Orang Darat (Orang Hutan) di Batam makin punah atau tersisih. Tahun 2014 lalu, jumlahnya sekitar delapan kepala keluarga (KK).
Pulau Rempang juga memiliki kawasan wisata bernama Taman Buru Pulau Rempang.
Taman Buru Pulau Rempang sebagai Kawasan Wisata di Pulau Rempang
Dilansir situs Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BBKSDA RIAU), Pulau Rempang dipilih sebagai salah satu kawasan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya berdasarkan keadaan populasinya. Letak Pulau Rempang berdekatan dengan 2 negara yaitu Malaysia dan Singapura serta dilalui jalur perdagangan dunia sehingga dinilai cukup potensial sebagai kawasan wisata, bagi bisnis perburuan.
Di Pulau Rempang, terdapat Taman Buru Pulau Rempang sebagai kawasan wisata. Berikut potensi kawasan wisatanya.
a. Flora : Bakau (Rhizophora sp.), Tiup-tiup (Adinandra dumosa), Riang-riang (Ploiarium albermifolium), Pasak bumi (Erichroma sp), Meranti (Shorea sp.), Bintangur (Calophyllum spp), Pelawan (Tristania sp.), Resam/pakis (Pteridium aquilinum), Kemunting (Rhodomyrtus tomentosa), Mata merah, Pelawan (Tristania obovata), Pandan laut (Pandanus spesimen), Pelongot, Api-api (Avicenia marina), Cengal (Bruguiera gymnorhiza), Nyirih (Xylocarphus granatum), dan Pelepat (sonnetaria alba).
b. Fauna : Babi hutan (Sus scrofa), cagak (Corpus sp), mamalia kecil yakni pelanduk atau napuh (Tragulus napu), ular, macan akar, monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beberapa jenis burung seperti tekukur, murai batu, elang laut (Hariaetus leucugasfer), dara laut kecil (Sferna albifrons), dan lain-lain.
c. Ekosistem : Hutan dataran rendah, Hutan pantai, dan Hutan bakau.
d. Potensi Jasa Lingkungan : Obyek wisata alam di dalam kawasan Taman Buru Pulau Rempang:
- Desa sembulang: terdapat peninggalan sejarah, seperti makam tua, benteng Jepang, budaya daerah, dan monumen Jepang.
- Bukit begendang
- Sungai goba
- Dapur enam
- Sungai raya
- Dapur baru
- Seranggung
- Sungai kalat
- Tanjung ojor
- Tanjung kelingking
Obyek wisata alam di luar kawasan Taman Buru Pulau Rempang:
- Taman wisata Alam Muka Kuning yang terletak di Pulau Batam
- Pasir putih di Pulau Galang
- Bekas perkampungan pengungsi Vietnam yang terletak di Pulau Galang. (kny/dnu/detik)