Jakarta, CNBC Indonesia – Harga beras memang naik gila-gilaan belakangan ini bahkan diramal bakal terus melonjak beberapa waktu ke depan karena stok yang semakin menipis sementara permintaan diprediksi bakal tetap stabil bahkan meningkat jelang akhir tahun nanti.
Beras ini adalah pangan utama di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia sehingga kenaikan harga beras sangat memukul masyarakat.Pada awal Agustus lalu, harga beras di Asia sudah mencapai rekor tertingginya dalam 15 tahun terakhir.
Kenaikan harga beras di Indonesia juga sangat menggila. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi harga beras sangat tinggi pada Agustus 2023, bahkan tingkatnya melampaui level inflasi yang tercatat sudah tinggi pada periode Oktober 2015 atau delapan tahun terakhir.
Kini, tak ada lagi harga beras yang berkisar di Rp10.000-an. Kecuali beras yang dijual pemerintah lewat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog. Dalam setahun, harga berasbulan September ini sudah naik 13,78% dibandingkan September 2022.
Dengan kondisi ini, tampaknya masyarakat perlu bersiap-siap dengan kenaikan harga beras yang bakal lebih tinggi lagi.
Jika kita mengikuti siklus padi saat ini hingga akhir September nanti adalah musim panen gadu. Karena produksi lebih rendah dari panen rendeng atau panen raya, harga gabah atau beras akan lebih tinggi. Oktober nanti kita mulai musim paceklik. Biasanya Oktober adalah waktu awal tanam, yang akan dipanen akhir Januari atau awal Februari di musim panen raya.
Penyebab utama potensi mundurnya waktu tanam dan panen karena situasi El Nino. Akibatnya kekeringan sudah mulai terjadi di beberapa daerah. Musim kemarau kering bakal terjadi dari wilayah Sumatra bagian tengah hingga Selatan, lalu seluruh pulau Jawa, disusul Bali hingga Nusa Tenggara Timur dan Barat, juga sebagian Papua.
Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog sebesar 1,6 juta ton. Mengharapkan pengadaan dari dalam negeri peluangnya kecil. Saat ini harga gabah dan beras medium sudah di atas Harga Eceran Tertinggi. Sulit buat Bulog dapat gabah atau beras. Sementara Bulog mesti menyalurkan bantuan pangan beras selama 3 bulan mulai September – November 2023. Tiga bulan itu butuh 640-an ribu ton.
Di luar itu Bulog masih perlu mengamankan harga beras lewat SPHP (Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan), yang mungkin sampai akhir tahun bisa habis 150-200 ribu ton. Jadi, stok akhir tahun kemungkinan tinggal 750-800 ribu ton.
Pada Agustus 2023, inflasi atau kenaikan indeks untuk harga beras telah mencapai 13,76%, sedangkan data inflasi untuk beras yang terjadi pada Oktober 2015 sebesar 13,44% dan inflasi tertinggi untuk beras tercatat pada Juni 2012 sebesar 16,23%.
Tak hanya beras, belakangan harga gula juga turut mengalami kenaikan, setelah pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen dan Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen.
Harga sebesar Rp 13.900/kg termasuk sangat tinggi untuk kawasan ASEAN. Mahalnya beras di Indonesia hanya kalah dari Brunei Darussalam yakni sekitar BND 6,02 atau sekitar Rp 36.716/kg.
Namun, perlu dicatat jika Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia dan Brunei sangat berbeda sehingga mempengaruhi pendataan dan kemampuan daya beli.
Merujuk data ASEAN Statistical Yearbook 2022, PDB per kapita Indonesia ada US$ 4.348 per tahun atau sekitar Rp 66,2 juta pada 2021 sementara Brunei ada di angka US$ 32.398 (Rp 493 juta).
Data Selina Wamucii -platform global tempat pemasaran produk pertanian- mencatat harga beras di Indonesia bahkan lebih murah dibandingkan Singapura.Harga beras di Singapura dijual beragam dari SGD 1,12-SGD 6,99 atau sekitar Rp 12.645- 79.259/kg. (CNBCIndonesia)
Jadi ingat peribahasa..
Ayam bertelur di lumbung mati kepaparan😪