Jatim – Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmonto berjanji akan merespon lebih cepat terkait keributan antar perguruan pencak silat.
“Kedepan kita lebih menyampaikan untuk bertindak lebih cepat merespon persoalan-persoalan ini agar tidak terjadi lagi,” katanya kepada wartawan usai kegiatan Jum’at Curhat di Kantor Kecamatan Puri, Mojokerto, 17 Maret 2023.
Akhir-akhir ini memang di wilayah Jatim kerap terjadi keributan antar perguruan silat yang meresahkan warga. Konflik terjadi di level akar rumput, yang mana terdapat banyak pemuda.
Di Kota Mojokerto misalnya, rombongan perguruan pencak silat menyerang permukiman warga dan perguruan lain setelah berunjuk rasa di Mapolres Mojokerto Kota pada 9 Maret 2023. Akibatnya, beberapa orang mengalami luka akibat terkena lemparan batu dan dipukul dengan kayu.
Ada pula peristiwa pelemparan batu kendaraan rombongan GP Ansor Tulungagung di Kabupaten Trenggalek beberapa waktu lalu. Aksi pelemparan itu belakang diketahui dilakukan oleh oknum salah satu perguruan silat.
Irjen Pol Toni menyampaikan, pihaknya bersama Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Farid Makruf telah berdialog dengan pimpinan perguruan pencak silat se-Jawa Timur. Dialog tersebut berlangsung di Gedung Patuh Mapolda Jatim pada Kamai, 16 Maret 2023.
“Ada komintmen yang sudah dilahirkan di Mapolda bersama Pangdam V Brawijaya dan steakholder terkait,” ujarnya.
Menurutnya, timbulnya persoalan antar-perguruan pencak silat pasti dilakukan oleh oknum. Ia menegaskan, tidak memberikan ampunan terhadap pelaku keributan yang mengarah pada tindak pidana. Apalagi sampai menyebabkan korban mengalami luka berat, cacat, hingga meninggal dunia.
“Kita sudah tidak melihat umur lagi ya, karena ini sudah menyebabkan kematian, luka berat, bahkan cacat. Ini masalah hukum yang harus dipertanggungjawabkan,” tegas Kapolda Jatim.
Selain itu, Kapolda Jatim juga meminta para petinggi perguruan silat untuk ikut terlibat meredam tensi anggotanya dan mencegah terjadinya gesekan. Sebab, ia menilai konflik antar perguruan silat tak lepas dari persoalan perguruan silat itu sendiri.
“Kita harus peduli aksi-aksi yang dilakukan oknum-oknum perguruan pencak silat yang mengganggu ketertiban masyarakat, memberikan kecemasan juga bagi orang tua. Makannya kita libatkan pengurus pencak silat agar melihat itu sebagai persoalan mereka sendiri,” pungkasnya. (viva)