Banyumas – Sebanyak delapan penambang emas masih terjebak di di lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Para penambang terjebak sejak Selasa (25/7/2023) di lubang vertikal diperkirakan mencapai 70 meter. Namun Tim SAR juga mengalami kesulitan karena lubang tersebut dipenuhi air.
Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Czi Mohammad Andhy Kusuma mengatakan, tim SAR berupaya menyedot air yang ada di dalam lubang.
“Kami masih terus berusaha bagaimana caranya untuk menguras air karena lubang tempat penambangan emas dipenuhi air,” kata Andhy di lokasi kejadian, Rabu (26/7/3023) malam.
Berikut ini update terkini proses evakuasi penambang yang terjebak di lubang galian tambang emas di Banyumas:
1. Kondisi lubang tambang
Koordinator lapangan Basarnas Cilacap Amin Riyanto menuturkan, berdasarkan denah lokasi tambang, lubang berkedalaman 60-70 meter itu terdiri dari beberapa tingkatan.
Di bagian pertama, penambang mulanya harus menuruni lubang dengan kedalaman 20 meter, lalu berbelok sepanjang 10 meter.
Tingkat berikutnya, lubang menuju ke bawah kembali dengan kedalaman 12 meter, kemudian berbelok sepanjang 3 meter.
Basarnas menganalisis, para penambang diperkirakan terjebak di tingkat keempat. Jika diukur dari mulut lubang, lokasi terjebaknya korban berada di kedalaman sekitar 60 meter.
2. Air tiba-tiba genangi lubang tambang
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa, menjelaskan, air yang menggenangi lubang tersebut diduga muncul secara tiba-tiba.
Ia mengungkapkan, ketinggian air dari dasar lubang tersebut diperkirakan mencapai 45 meter. Untuk mengevakuasi korban, tim SAR gabungan melakukan sejumlah langkah, di antaranya menyedot air dalam lubang menggunakan mesin.
“Sampai malam ini, ketinggian air baru turun sekitar 1 meter,” ucap Adah, Rabu malam.
Karena jumlah air dalam lubang masih tinggi, operasi SAR pada Rabu dihentikan.
“Proses evakuasi dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok mulai pukul 07.00 WIB,” ungkap Adah.
Pada Kamis, tim SAR berencana melakukan penyedotan air kembali seandainya debit air belum surut.
3. Dinas ESDM Banyumas turunkan kamera perekam
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan kamera ke dalam lubang galian penambangan emas, Kamis (27/7/2023).
Plt Kepala Dinas ESDM Jateng Boedyo Dharmawan mengatakan, kamera tersebut untuk merekam kondisi lubang secara riil.
“Kamera hold ini untuk memastikan kondisi persis lubang di sumur tambang ini bagaimana kondisinya, tidak menggunakan sketsa interpretasi,” kata Boedyo di lokasi kejadian, Kamis.
Boedyo menjelaskan, alat tersebut memilili dua kamera, yaitu pada bagian bawah dan samping.
“Selanjutnya (hasil rekaman video) akan didiskusikan untuk menentukan langkah selanjutnya. Ini sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelas Boedyo.
Boedyo mengatakan, hasil sementara tadi siang kedalaman air dari mulut lubang sedalam 11 meter.
“Ketika (kamera) masuk air sudah mulai tidak jelas, kami duga karena pemompaan masih berlangsung sehingga air kurang jernih ,” ujat Boedyo.
4. Keluarga penambang pasrah
Keluarga delapan penambang yang terjebak di lubang galian di Banyumas berharap korban dapat dievakuasi dalam kondisi apapun.
“Apapun kondisinya pengin dibawa pulang, harapan keluarga selamat,” kata Ujang (46), salah satu keluarga penambang bernama Abdul Rohman di lokasi kejadian, Kamis (27/7/2023).
Hari ini keluarga para korban mendatangi lokasi kejadian. Keluarga yang terdiri dari enam orang ini mendapat penjelasan secara langsung pekembangan operasi dari tim SAR gabungan.
Keluarga juga diberi kesempatan untuk melihat dari dekat lokasi penambangan yang telah dipasang garis polisi.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Cilacap, Kolonel (P) Bambang Beno yang turut menemui keluarga mengatakan, tim SAR akan melakukan upaya semaksimal mungkin.
“Tim SAR akan berusaha semaksimal mungkin agar para pekerja bisa dievakuasi. Semoga ada keajaiban,” ujar Bambang di hadapan keluarga.
5. Air di lubang galian berubah jadi lumpur
Dasar lubang galian lokasi delapan penambang emas terjebak di Banyumas diduga telah berubah menjadi lumpur.
Pasalnya, sampai hari ini air terus masuk ke dalam lubang galian. Meski telah disedot non-stop, ketinggian air belum berkurang signifikan.
“Kesulitan kami berlomba-lomba dengan suplai air yang besar,” kata Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda saat memberi pemaparan kepada keluarga korban di lokasi, Kamis (27/7/2023).
Dengan kondisi itu, kata Priyo, kemungkinan air yang terus masuk bercampur dengan tanah galian di dalam lubang.
“Kemungkinan air yang bercampur tanah (berubah) menjadi lumpur,” ujar Priyo.
Berikut ini delapan penambang yang terjebak itu seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berikut identitasnya:
- Cecep Suriyana (29), asal Desa Cisarua RT 002 RW 008, Kecamatan Sukajaya
- Rama Abd Rohman (38), asal Desa Cisarua RT 002 RW 005, Kecamatan
- Nanggung Ajat (29), asal Desa Kiarasari RT 001 RW 006, Kecamatan Sukajaya
- Mad Kholis (32), asal Desa Kiarapandak RT 002 RW 007, Kecamatan Sukajaya
- Marmumin (32), asal Desa Kiarasari, RT 002 RW 006, Kecamatan Sukajaya
- Muhidin (44), asal Desa Kiarasari RT 001 RW 004, Kecamatan Sukajaya
- Jumadi (33), asal Desa Cisarua RT 001 RW 008, Kecamatan Sukajaya
- Mulyadi (40), asal Desa Kiarasari RT 002 RW 006, Kecamatan Sukajaya. (kompas)