Dengan demikian, inflasi IHK Kota Kediri selama Januari sampai Oktober 2015, tercatat sebesar 0,80% (ytd), angka ini merupakan yang terendah di Jawa Timur. Sedangkan kelompok volatile foods mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm), terutama disebabkan oleh penurunan harga aneka cabai dan beras.
Melimpahnya pasokan cabai dari sentra produksi, mendorong harga cabai turun. Harga cabai rawit dan merah besar masing-masing turun 62,82% dan 47,80% sehingga menurunkan inflasi sebesar 0,06% dan 0,22%.
Sementara itu, harga beras dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan dan stok dan disisi lain konsumsi cenderung normal mengalami deflasi sebesar 2,99% dan mampu menekan inflasi sebesar 0,13%.
Kepala Kepala Dinas Perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi Kota Kediri Yety Sisworini mengatakan, pada kelompok administered prices, IHK bahan bakar rumah tangga relatif tinggi. Namun hasil kunjungan lapangan yang dilakukan oleh anggota TPID Kota Kediri mengonfirmasi bahwa harga LPG kemasan 3 kg di tingkat konsumen mencapai Rp 19.000,00 karena meningkatnya permintaan LPG untuk penggunaan di sektor pertanian dan peternakan.
Kendati demikian, kata dia, masyarakat dapat langsung membeli LPG 3 kg pada 150 pangkalan resmi di wilayah Kota Kediri dengan harga hanya Rp 16.000,00.
“Dari hasil pantauan kami, harga LPG 3 kilogram masih stabil di Kota Kediri. Tidak seperti di luar Kota Kediri yang harganya sampai 21 ribu. Di Kota Kediri paling mahal masih dikisaran 17 ribu,” ujar Yetty Sisworini dalam keterangannya ke sejumlah wartawan, Selasa (17/11/2015).
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kediri Djoko Raharto mengatakan, dalam rangka mengawal inflasi Kota Kediri, TPID Kota Kediri tengah menyiapkan serangkaian kegiatan. Di antaranya adalah melakukan pemantauan harga dan ketersediaan pasokan di pasar maupun distributor, pengendalian ekspektasi masyarakat, dan kegiatan operasi pasar murni untuk beberapa komoditas terpilih, seperti gula pasir, beras, dan LPG 3 kilogram.
“Kami akan terus mempertahankan Inflasi hingga akhir tahun. Meski ada momen perayaan natal dan tahun baru, kami sudah menyiapkan langkah-langkah. Salah satunya menggelar operasi pasar murah,” ujarnya.
TPID memprediksi tekanan inflasi Kota Kediri dapat terjaga pada level yang rendah dan stabil. Melalui koordinasi dan sinergi dari berbagai pihak, TPID Kota Kediri optimis inflasi Kota Kediri pada akhir 2015 akan berada di bawah 2,0%. “Harapan kami bisa terendah ditingkat nasional. Mengingat saat ini yang terendah adalah Depok, dan akan terus kami kejar,” pungkas Djoko.
Sementara itu, untuk ketersedian pasokan dan stok beras saat ini lebih dari cukup. Bulog Kediri tercatat memiliki stok beras premium sebesar 13.500 ribu ton dan stok ini akan bertambah. Selain itu, pada Bulan Desember Bulog masih akan menyalurkan beras prasejahtera dan Pemda akan menyalurkan Raskinda.
“Kalau dibutuhkan, setiap saat kami siap untuk masuk ke pasar,” tandas Wahyu, Kabulog Subdivre Kediri. (ADV/Humas)