copyright . 2015 @ majalahbuser.com
"Kematian massal ikan di Pantai Ancol pada tanggal 29-30 November 2015 yang lalu disebabkan oleh meledaknya populasi (booming) dari fitoplankton dari jenis Coscinodiscus spp," ujar Pusat Penelitian Oseanografi dalam rilisnya, Selasa (1/12/2015).
Selasa, 1 Desember 2015
Ini Hasil Uji Lab LIPI Terkait Kasus Jutaan Ikan yang Mati di Pantai Ancol
Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil identifikasi penyebab matinya jutaan ikan di sepanjang Pantai Ancol. Dari hasil tersebut ditemukan penyebab terjadinya fenomena alam ini.
Fitoplankton jenis Coscinodiscus spp. adalah salah satu jenis fito plankton yang tidak berbahaya (toksik), namun karena jumlahnya yang banyak dan membutuhkan oksigen yang banyak pula hal ini menyebabkan kadar oksigen terlarut menipis.
Hasil penemuan ini berdasarkan hasil kajian Peneliti-peneliti Pusat Penelitian Oseanografi yang melakukan kajian secara cepat terhadap sampel air laut dan ikan yang diambil pada hari ini.
"Hasil analisis terhadap sampel air laut yang diambil di 7 titik sampling menyatakan bahwa kadar oksigen terlarut di air pada 3 stasiun (stasiun 1, 2 dan 3) sangat rendah. Kadar oksigen yang tersedia di air hanya sebesar 0,765 ml/L atau 1,094 mg/L di mana keadaan normal seharusnya dapat mencapai 4-5 mg/liter," jelasnya.
Rendahnya oksigen, menurut mereka, adalah penyebab utama dari kematian massal tersebut. Minimnya kadar oksigen di air laut tersebut disebabkan oleh booming fitoplankton dari jenis Coscinodiscus spp.
"Hasil pengamatan menyatakan bahwa kepadatan phytoplankton tersebut mencapai 1-2 juta sel per liter," sambungnya.
Kesimpulan ini sejalan dengan hasil wawancara beberapa pekerja di pantai Karnaval Ancol dan karyawan PT Jaya Ancol yang melakukan pengawasan kondisi perairan, di mana pada hari Sabtu dan Minggu (29 dan 30 Desember) terjadi perubahan warna air menjadi lebih gelap dengan banyak bintik-bintik hitam dan pada hari Minggu, kepiting dan ikan mulai mabuk.
Pada hari Senin pagi hingga siang kematian massal ikan mencapai puncaknya. Jenis ikan yang terdampar dan mati dalam jumlah jutaan itu antara lain bandeng, belanak, kakap dan ikan ketang-ketang. (dtk/bsr1)