"Kenapa menunggu lagi, kenapa tidak tegas. Minta petunjuk seperti zamannya Menteri Penerangan Harmoko saja. Sebagai warga negara dan pejabat harusnya menjadi panutan atas ketaatan pada hukum. Tunjukkan sekarang, tunjukkan patuh hukum, minta maaf atas kesalahannya," tandas I Wayan Titib Sulaksana.
Alasan Gus Ipul memilih non aktif karena menunggu petunjuk dari KONI Pusat yang tengah melakukan konsultasi ke Kemendagri itu dianggap mengada-ada. Ketua LSM Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) geram karena seolah tidak ada warga Jatim yang mampu menggantikan Gus Ipul memimpin KONI.
"Serahkan kepada wakilnya untuk menjabat sementara sampai terpilih Ketua KONI baru. Mosok se Jawa Timur nggak ada yang mampu menjadi Ketua KONI," katanya dengan nada tinggi, Rabu (28/7/2011).
Staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) ini berpendapat, rangkap jabatan adalah melanggar hukum dan melanggar Undang-UndangNo 3/2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) .
"Saya sudah mempelajari Undang-undangnya. Memang tidak boleh rangkap jabatan karena nanti ditakutkan terjadi penyalahgunaan keuangan. Sebab KONI kan dibiayai APBD," tuturnya.
Wayan menduga keengganan Gus Ipul mundur dari KONI karena tak ingin kehilangan jabatan yang prestisius. Praktisi hukum yang getol menyuarakan anti korupsi ini mengatakan, jabatan Ketua KONI Jatim menunjukkan strata sosial yang tinggi dan
setara dengan Gubernur Jatim.
"Ini (Ketua KONI) jabatan prestisius banget, makanya eman kalau dilepas. Tunjukkan pejabat publik sekarang taat hukum. Jangan menuntut rakyatmu taat hukum tapi dia tidak taat hukum. Semua warga negara itu di depan hukum atau undang-undang perlakuannya sama, tidak ada yang diistimewakan," ujarnya.
Untuk kesekian kalinya, Wayan meminta Gus Ipul fokus membantu Gubernur Soekarwo mengurusi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Jatim, bukan hanya mengurusi olah raga saja.
Wayan pun memberi ultimatum yang cukup memerahkan telinga. Gus Ipul ditantang memilih, antara jabatan wakil gubernur atau Ketua KONI Jatim.
"Kalau Gus Ipul mengundurkan diri sebagai wakil gubernur ya monggo di KONI. Kalau mundur dari KONI ya lebih cepat lebih bagus. Kalau ngaboti dua-duanya itu kelihatan kalau serakah," tegas Wayan.
Untuk itu Wayan berharap Gus Ipul menentukan pilihan secapatnya, tidak perlu menunda-nunda pengunduran dirinya dengan berbagai dalih. "Mumpung belum bermasalah, mumpung namamu belum jelek, eman kan kalau cacat hukum, bisa-bisa mati kariernya," tegasnya.
Namun kalaupun Gus Ipul mundur, tidak lantas begitu saja meninggalkan KONI Jatim. Sebab penggunaan uang APBD miliaran rupiah harus tetap dipertanggungjawabkan.
"Berikan contoh yang baik. Ayo mundur semua. Jangan lupa buat laporan pertanggungjawaban. Jangan mundur tok. Duit rakyat tetap harus dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Berikut Ketua KONI yang dijabat Kepala/Wakil Kepala Daerah di Jawa Timur :
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Ketua KONI Jatim)
Bupati Ngawi Budi Sulistyono
Walikota Malang Peni Suparto
Walikota Batu Eddy Rumpoko
Walikota Mojokerto Abdul Gani S
Walikota Blitar Samanhudi Anwar
Wakil Bupati Gresik M Qosim
Wakil Bupati Bojonegoro Setya Hartono
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko
Wakil Bupati Situbondo Rachmad
Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih
(detikSurabaya)