Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi

Kediri -- majalahbuser.com, Meski tingkat kehadiran pemilih berkisar 56% berdasarkan data quick count Lembaga Surve Indonesia (LSI), namun KPU Kabupaten Kediri menyatakan Pemilukada Serentak digelar 9 Desember kemarin berlangsung aman dan lancar. Hal ini disampaikan Komisioner Bidang Data, Eka Wisnu Wardana saat memantau perekapan data C1 oleh PPS di KPU.

Ditambahkan oleh Anggota Komisioner KPU Jawa Timur Bidang Hukum Mohammad Arbayanto, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka golput pada Pilkada serentak ini, termasuk di Kabupaten Kediri. Salah satu diantaranya adalah pemilih di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) yang batal nyoblos karena TPS-nya berada di luar.

Kamis, 10 Desember 2015

"Kondisi ini sama terjadi di beberapa daerah diantaranya di Blitar. Ada beberapa faktor menjadi latar belakang. Salah satunya adanya benturan aturan. Seperti contohnya di Lapas yang batal nyoblos, serta tenaga kerja yang sedang bekerja di luar daerah maupun luar Negeri," kata Mohammad Arbayanto, Kamis (10/12/2015),

Sekedar diketahui, sebelumnya, KPU Kabupaten Kediri mematok target kehadiran pemilih sebesar 75 persen, atau berarti golput hanya 25 persen. Hal itu disampaikan Ketua KPU Kabupaten Kediri, Sapta Andaruisworo pada acara "Harmonisasi Sosialisasi Politik Masyarakat Bagi Supra dan Intra Struktur Politik di Jawa Timur Tentang Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilikada Kabupaten Kediri", Selasa, 29/9/2015 di Aula BPMD Kabupaten Kediri

Terpisah, Ketua Panwaslih, Muji Harjito mengatakan, kejadian cukup menonjol dan dijadikan catatan pada pemilu mendatang, ditetapkan aturan baru bagi narapidana atau tahanan yang berada di luar wilayah hukum penyelenggara.

"Seperti kasus di Lapas Kelas IIA, 200 orang yang memiliki hak pilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena tidak ada penjamin keamanan jika mencoblos di luar Lapas," jelas Muji Harjito. (nng/bsr1)