Orang nomor 2 di Kota Tahu itu meminta agar ancaman tersebut tidak dilaksanakan, dan diganti dengan dilakukannya pembinaan.
Ditemui wartawan seusai salat Jumat di Masjid Al Bina'i, Kompleks Balaikota Kediri, Abdullah menganggap kejadian itu bersifat sepele. Sikap 2 siswi SMP Negeri 8,
masing-masing Rizki Amelia (15) dan Arum Damayanti (15) menuliskan status menggunakan kata-kata kasar dianggap sebagai bentuk luapan emosi sesaat yang sudah semestinya dimaafkan.
"Mereka kan masih anak-anak, masih labil. Jangankan mereka, kita-kita yang sudah lebih 30 tahun saja masih bisa labil, bisa meluapkan emosi sesaat dengen meledak-ledak," kata Abdulloh, Jumat (21/1/2011).
Atas penilaian tersebut Abdulloh juga meminta agar 2 siswi tersebut tidak dikeluarkan dari sekolahnya. Terlebih keduanya masih duduk di bangku kelas IX akan sangat berpengaruh pada psikisnya dalam menghadapai ujian nasional.
"Jangan kalau dikeluarkan, kasihan. Ini kan mau ujian, psikisnya bisa terganggu dan kalau ujungnya tidak lulus, gurunya juga yang nantinya disalahkan," sambung Abdulloh tegas.
Sebagai ganti huluman yang akan diberikan terhadap 2 siswi yang telah menuliskan status kasar di Facebook, yang diduga ditujukan ke salah satu guru, Abdylloh menyarankan diberikannya pelatihan.
"Gurunya dan juga orang tuanya mungkin bisa dipertemukan, diarahkan bagaimana membina anak agar tidak menyalahgunakan akun Facebook yang dimiliki. Sekarang ini hampir semua pelajar memiliki Facebook, tapi tidak bisa mengelolanya dengan baik," tandas Abdulloh.
Ditanya mengenai langkah nyata pembinaan yang disarankannya, Abdulloh menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah. Dia dengan tegas hanya meminta agar kedua siswi tersebut tidak dikeluarkan dari sekolahnya, hanya karena kesalahan menuliskan status dengan kata-kata kotor di Facebook. "Sekolah pastinya yang lebih tahu, apa dan bagaimana harus membina anak didiknya," pungkasnya.
Sebelumnya, 2 siswi SMP Negeri 8 Kota Kediri terancam dikeluarkan dari sekolahnya, setelah kedapatan menuliskan status di Facebook dengan kata-kata kasar. Sekolah sudah meminta dengan sangat ke orangtua wali murid kedua siswi tersebut agar memindahkan anaknya, dengan alasan status tersebut dinilai tak sopan dan ditujukan ke salah satu guru. (bdh/bdh) (detikSurabaya)