Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung.
Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Ki Manteb: Wayang di Radya Pustaka Palsu
Solo - Dalang tenar, Ki Manteb Sudharsono mengaku kaget saat meninjau wayang kulit di Museum Radya Pustaka. Kata dia, koleksi yang seharusnya adalah peninggalan Raja Kasunanan Surakarta Sri Susuhan Pakubuwono X yang berusia ratusan tahun, palsu. Hanya ada satu wayang kulit purwo yang asli dari peninggalan PB X. Begitu juga koleksi wayang gedhog, tinggal satu yang asli.
Ki Manteb yang pernah mewakili Indonesia menerima penghargaan dari UNESCO marah. Kata dia, ini sangat memalukan bangsa Indonesia.
"Saya sangat malu sekali dan menampar wajah saya. Kenapa kok bisa kecolongan. Ini pemerintah harus mengusut tuntas," kata dia kepada di Museum Radya Pustaka Solo, Selasa 8 Februari 2011.
Meski wayang-wayang yang ada di Radya Pustaka adalah wayang lama yang bisa dikatakan kuno, namun tak sekelas dengan koleksi PB X. "Ya ini wayang lama tetapi tidak berkaitan dengan koleksi PB X,"ujarnya.
"Yang dipajang disini jenis wayang kualitas rendah," ucapnya dengan kecewa.
Manteb mengaku tak tahu kapan persisnya wayang-wayang berharga dan bernilai sejarah itu raib. Tapi, ia pernah melihat koleksi yang lengkap berkali-kali saat masih kecil. "Dulu waktu kecil saya sering diajak ke Kebon Rojo Sriwedari. Yang pertama kali dituju pasti melihat koleksi wayang PB X di museum ini," terangnya.
Dikonfirmasi, anggota komite Museum Radya Pustaka, Joko Darjanto mengatakan, berdasarkan hasil inventarisasi Balai pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah jumlah koleksi wayang kulit di museum sebanyak 265 wayang.
Ketika disinggung mengenai dugaan pemalsuan, ia mengaku tidak tahu. Sebab, komite ini dibentuk sekitar tahun 2008. "Saat komite ini dibentuk kondisinya juga sudah seperti ini," kata dia.
Terkait kasus ini, ia mengatakan, pihak komite akan melaporkannya ke Walikota Solo. Komite juga akan membentuk tim yang terdiri dari kepolisian dan pemerhati wayang. "Tim tersebut akan melakukan identifikasi wayang-wayang yang diduga palsu. Supaya hasilnya clear and clean," terangnya. (VIVAnews)
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com