" Mas Abu (panggilan akrab Abdullah Abu Bakar) soal angkot gratis pelajar sepertinya belum bisa diterapkan di Rejomulyo ini. Padahal disini banyak sekolahan seperti SMAN 6, SMPN 7 dan sekolah lainnya. Angkot gratis, tapi pelayanannya dibatasi sampai pukul 14.00 WIB saja. Rejomulyo ini berada di paling selatan sendiri. Jika angkot berangkat dari SMPN 1, sampai disini di Lingkungan Ngasinan sudah lebih dari pukul 13.00 WIB. Dan akhirnya siswa tetap dikenakan tarif angkot," kata Fitri, salah seorang warga dalam keluhannya.
Mas Abu langsung meminta Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) Fery Jatmiko menjawab pertanyaan sekaligus usulan dari warga agar program angkot gratis pelajar jamnya diperpanjang.
" Mungkin jamnya bisa diolor lebih dari jam 14.00 WIB pak haji Fery. Sehingga masyarakat ini bisa menikmati program tersebut," kata Mas Abu sembari menyodorkan pertanyaan kepada Kepala Dishubkominfo. Mengingat, Dishubkominfo merupakan leading sector dari program yang baru setahun digulirkan oleh Walikota.
" Terima kasih dan sekaligus evaluasi bagi kami. Pak Walikota sudah mengajukan ke kementerian untuk bus sekolah, bisa melayani proyek sampai wilayah pinggiran. Terkait pelayanan kita untuk anak sekolah. Sebab, untuk kawasan Rejomulyo ini tidak ada trayel Lyn," jawab Fery.
Menurut Mas Abu, program angkot gratis pelajar memang harus dievaluasi. Sebab, dalam prakteknya masih menemui berbagai kendala seperti jam pelayanan dan trayel angkutan. Dia berharap seluruh pelajar asal Kota Kediri bisa menikmati program tersebut tanpa terkecuali.
" Seharusnya yang namanya anak sekolah, pakai seragam harusnya gratis. Untuk Rejomulyo, trayeknya memang tidak ada. Paling tidak, orang tuanya bisa mengantarkan anaknya, sedikit saja menuju jalur angkutan. Misalnya di Rejomulyo, saya sangat berharap bagi pelajar sendiri juga jangan hanya mengandalkan antar jemput dari orang tuanya saja, pelajarnya harus aktif juga," kata Mas Abu
Di dalam acara kopi tahu tersebut, ada juga warga yang mengadu terkait keluarga miskin sakit yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan memadai dari pemerintah. Warga berharap Pemkot Kediri mampu mengatasi persoalan kesehatan keluarga tersebut.
" Di warga kita ini ada pasangan suami istri tidak mampu, sedang sakit. Satunya bapaknya lumpuh tidak punya keturunan dan hanya memiliki anak angkat. Selama ini pak Lurah mendatangkan alternatif, kalau kerumah sakit, perlu saranan. Ini solusinya bagaimana pak?" tanya warga.
Menurut Mas Abu, warga bisa langsung berkomunikasi dengan Kepala Kelurahan (Kakel) setempat. Kemudian Kakel melapor ke Rumah Sakit Gambiran. " Di RSUD Gambiran adan Ambulan yang bisa dimanfaatkan untuk membawa pasien. Sehingga warga tidak usah khawatir soal sarana pengangkutannya," jawab Mas Abu.
Selain persoalan kesehatan warga miskin, warga juga mengeluhkan pemasaran program UMKM khas masyarakat Kelurahan Rejomulyo berupa batik tulis. UMKM tersebut sudah ditekuni warga sejak lama, namun belum dikenal oleh masyarakat secara umum.
" Di Rejomulyo ada komunitas batik. Kemarin diminta produk kita dibawa ke Batam, dengan batik tema tahu. Sebenarnya temannya macem-macem, tetapi yang menjadi andalannya tema tahu. Dibawa kesana dan tasnya juga. Kendalanya ini adalah pemasaran. Saya hanya usul bagaimana kalau produk kami ini dibantu pemasarannya," kata Warga.
Mereka memiliki usul serta gagasan disediakan sebuah otlet khusus baik di Lingkungan Balai Kota Kediri maupun di Gedung DPRD. Harapannya, tamu yang berkunjung bisa melihat produk batik milik warga, dan akhirnya bisa membelinya.
" Kami selama ini menaruh di Sekartaji, tapi lama tidak laku. Bagaimana kalau dikasih outlet di Gedung DPRD. Karena ini produk unggulan di Kota Kediri bisa ditaruh disana, dan kalau ada kunjungan bisa tahu. Batik kita batik tulis, dibanding batik cap kita lebih mahal. Mohon perhatiannya," imbuh warga.
Menurut Mas Abu, usulan tersebut telah ditampung dan akan dibicarakan dengan para pejabat dan stafnya. Namun, Mas Abu memberikan masukan agar merubah pola pemasaran produk batik dari konvensional ke arah modern yaitu dengan fasilitas online di internet.
" Sekarang ini anak-anak kita sudahmahir internet. ekarang itu online bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk. Dan nanti, kita akan mengadakan seminar tentang jual-beli online, masyarakat bisa mengikutinya," pungkas Mas Abu.
Untuk diketahui, acara kopi tahu, selain dihadiri langsung oleh Walikota juga jajaran pejabat Pemkot Kediri. Diantaranya, Kepala Dishubkominfo, dari Badan Penanaman Modal (BPM), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), RSUD Gambiran serta masih banyak lagi lainnya. Sedangkan masyarakat yang hadir lebih dari 300 orang banyaknya.
Terkait program angkot gratis bagi pelajar sendiri telah bergulir selama satu tahun terakhir. Pemkot Kediri memberikan subsidi kepada angkutan umum untuk membeli BBM dari APBD. Sehingga pelajar terbebas dari tarif angkot saat berangkat maupun pulang sekolah. (ADV/Humas)