Gelombang kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah, akan mencapai puncaknya jika tak ada perbaikan signifikan di level tindakan konkret atas janji-janji SBY dulu.
Walhasil, 'umur' SBY ditengarai maksimal hanya sampai awal 2012. "Bahkan mungkin lebih cepat lagi, sekitar akhir tahun ini. Indikasi ke arah sana sudah terlihat, sekarang tinggal siapa yang berani untuk menuturkan kebenaran, karena pemerintahan SBY memang terlalu membohongi rakyat, juga dengan partai Demokrat-nya," cetus Permadi, Sabtu (9/7/2011), di bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah.
Prediksi Permadi didasarkan pada ketakutan dan kepanikan SBY dan Partai Demokrat dalam menghadapi beberapa masalah pelik yang menghantui kubu penguasa tersebut.
"Saat ini semua elemen partai Demokrat sudah membohongi rakyat, terakhir tentu saja terkait keberadaan Nazarrudin. Mereka sudah melakukan aksi dobol kuro (kebohongan yang keterlaluan). Jadi tinggal kita tunggu reaksi masyarakat kecil, akan terjadi letupan besar di akhir tahun ini atau awal tahun depan," tegas pria yang selalu memakai 'kostum' serba hitam ini.
Fakta pendukung lain yang membuat Permadi berani melontarkan hal tersebut adalah kenyataan kalau presiden-presiden terdahulu gagal menyelesaikan tugas secara paripurna. "SBY tak belajar pada sejarah presiden-presiden kita sebelumnya. Dia terlalu kemaruk, yang justru berakibat fatal bagi dirinya, juga partai Demokrat," sebut Permadi.
Ucapan pria yang lebih terkenal sebagai paranormal tersebut memang benar. Presiden pertama RI, Soekarno harus lengser, begitu juga nasih Soeharto yang tumbang oleh tekanan semua kalangan. Habibie juga setali tiga uang, Gus Dur 'disingkirkan' MPR, sementara Megawati Soekarnoputri, meski bisa menyelesaikan sisa 'jatah' dari Gus Dur, tak mampu lagi bangkit. Kini, SBY sedang menuju nasib seperti para pendahulu.
"Dia (SBY) bisa tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai presiden yang pertama kali bisa menuntaskan masa pemerintahannya. Dulu, saat kampanye dia pernah bilang hanya akan mencalonkan sekali. Nyatanya dia ingkar akibat keinginan membentuk dinasti sendiri. Cara-caranya lebih kejam dibanding zaman Soeharto. Kalau Pak Harto memulai 'aksinya' saat 15 tahun berkuasa, sementara SBY baru kemarin sore tapi sudah terlihat ambisius," beber Permadi. (Tribunnews)