Kediri -- majalahbuser.com, Ada yang menarik pada pagelaran Tobong Art Performance yang menjadi rangkaian acara Festival Kelud 2016 di Rest Area Gunung Kelud, Sabtu (22/10). Hal ini dikarenakan, bila biasanya penampil Ketoprak Tobong berasal dari asli para seniman ketoprak saja, namun kali ini para seniman Ketoprak Suryo Budoyo berkolaborasi dengan para pejabat pemerintah.
Seperti Wabup Masykuri, Camat Ngancar, Danramil dan Kepala Perwakilan Bank Negara Indonesia wilayah Kediri. Kendati demikian para pejabat ini tidak nampak canggung dan kikuk dalam beradu peran dengan seniman asli Ketoprak Tobong.
Pada malam itu, mereka mementaskan kisah bertajuk Dewi Kilisuci Madras Dumadining Kawah Kelud. Wakil Bupati Kediri berperan sebagai Raja Daha Prabu Anom Darma Wasesa, sedangkan Camat Ngancar sebagai Prabu Dewa Agung Wirakrama, Danramil Ngancar sebagai Patih Ida Bagus Setya Darma dan Kepala Perwakilan BNI Kediri, Joko Raharto sebagai Dagelan.
Berdasarkan pantauan Kominfo di lapangan, sejak layar panggung tobong diangkat pukul 10 malam, penonton yang memenuhi area Rest Area Gunung Kelud tidak berhenti tertawa melihat akting spontan dari para pejabat saat beraksi di panggung. Terutama sang pejabat publik lupa dialog atau spontan membuat lelucon yang memancing gelak tawa.
Ketua program Tobong Art Festival, Iwan, mengungkapkan lakon yang dipentaskan kali ini merupakan Lakon sakral. Lakon ini tidak boleh dipentaskan di tempat lain hanya boleh di Area Gunung Kelud.
"Menjadi menarik karena pemeran Lakon ini adalah para pejabat publik. Tidak hanya beliau, namun juga 80 persen penampil Tobong Art adalah pemain baru yang ikut serta memeriahkan Kelud Festival." Jelas Iwan.
Seperti diungkapkan Nabila dan Ayu Permata Sari, penampil tobong yang berasal dari Lampung. Mereka mengatakan baru ke Gunung Kelud dan untuk pertama kalinya. Namun sangat meninggalkan kesan yang mendalam.
"Acaranya seru dan jadi pengalaman baru. Seperti Larung Sesaji dan Pentas Tobong Art ini. Dimana kita pentas di lapangan terbuka dan ditonton oleh warga sekitar yang pada umumnya petani." Jelas Ayu, lulusan S2 Seni Tari ISI Jogjakarta ini.
Lebih lanjut Ayu berharap kegiatan Tobong Art ini dapat diadakan secara rutin. Dikarenakan art ini bisa menjadi magnet yang positif dalam menarik wisatawan dan menjadi wahana ekspresi bagi seniman.
"Kediri kaya akan khasanah budaya jadi event berskala internasional seperti ini sangat bagus. Sebagai tempat berekspresi dan apresiasi. Semoga jadi agenda rutin." Tandasnya. (adv/humas).