copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Purworejo – Benda purbakala yang berbentuk mirip wajan berukuran raksasa yang ditemukan di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah akhirnya dipindahkan ke museum setempat. Namun sayangnya, saat proses pengangkatan benda yang diduga berusia ratusan tahun itu justru pecah di salah satu sisinya.
"Semua barang purbakala itu membutuhkan perlakuan khusus. Tapi tidak semua orang yang menemukan adalah arkeolog. Maka saya sarankan kalau ada yang seperti itu segera hubungi arkeolog," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyesalkan kejadian itu, Senin 2 Mei 2016.
Ganjar juga menyesalkan perlakuan warga terhadap wajan raksasa tersebut. Sebeb sejak ditemukan, banyak warga memanfaatkannya untuk menaiki permukaan wajan.
"Orang naik ke atasnya, sebenarnya berbahaya itu artinya eman-eman untuk kepentingan arkeologis ya. Tapi sudahlah, itu terus dibawa ke museum," katanya.
Ke depan, ia berharap agar warga bisa membiasakan untuk melaporkan benda sejarah yang tidak sengaja ditemukan ke Badan Arkeologi. Termasuk membudayakan perlakuan barang kuno itu dengan hati-hati.
"Membawa ke museum dan badan arkeologi adalah tempat yang paling tepat. Sehingga kalau ini terus-terusan bisa jadi kebiasaan yang baik dilakukan," ujarnya.
Wajan raksasa ini sebelumnya ditemukan di lahan milik Widodo (50) di Jl MT Haryono, Kutoarjo. Penemuan itu bermula saat ia dan sejumlah pekerja melakukan galian untuk pondasi toko yang hendak dibangun.
Tanpa dinyana sebelumnya, salah seorang pekerja mendapati adanya benda besar dari besi yang mirip sekali dengan bentuk wajan. Temuan itu pun menyita perhatian masyarakat ke lokasi untuk melihat lebih dekat benda aneh itu.
Kini benda itu berada di Museum Tosan Aji, Purworejo, Jawa Tengah. Namun kondisinya justru pecah di tepiannya dan sekarang garis polisi pun mengelilingi benda tersebut agar tidak ada orang yang mendat maupun menyentuh benda purbakala tersebut. (viva/bsr)
Senin, 2 Mei 2016
Minim Arkeolog, Wajan Raksasa Purbakala Pecah Saat Diangkat
Wajan raksasa peninggalan purbakala yang diduga berusia ratusan tahun. Kini wajan ini dipindahkan ke museum untuk mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan dari warga