"Penyebarluasan info yang bohong dengan nomor yang juga tidak bisa dipertanggungjawabkan ini di samping tugas aparat hukum untuk segera mengambil tindakan, ada baiknya juga untuk bersama-bersama tidak menjadi penyebar informasi yang keliru tersebut," kata staf khusus presiden, Andi Arief, lewat pesan singkat, Sabtu (28/5/2011).
Menurut Andi, SMS tersebut berasal dari nomor luar Indonesia. Banyak pihak dipojokkan dalam isinya, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kami menilai ada yang memanfaatkan situasi. Metode penyebarluasan informasi semacam ini, adalah kelanjutan dari berbagai cara yang selama ini digunakan untuk membuat berita bohong." jelasnya.
Bagi Andi, kemajuan teknologi memang sangat memungkinkan lahirnya informasi-informasi yang tidak sehat. Upaya ini memang kerap dilakukan melalui SMS dan berbagai situs jejaring sosial.
"Sulit dicegah tetapi sangat mungkin ditemukan pelakunya oleh aparat hukum dan oleh media massa bisa difilter karena sumber pemberitaannya yang tidak jelas, dengan isi tanpa fakta. Kejadian seperti ini bisa terkena pada siapapun. Kita berharap tradisi buruk penggunaan teknologi bukan menjadi kebudayaan kita," pesannya.
Ancaman dari orang yang mengaku-ngaku Nazaruddin itu menyebar lewat SMS dan BlackBerry messenger (BBM) sejak Sabtu (28/5/2011). Pesan SMS disebar dari nomor +65843939xx. Saat detikcom mencoba menghubungi nomor tersebut, ternyata nomor itu sudah tidak aktif.
Adapun isi pesan SMS gelap itu berbunyi, "Demi Allah, saya M Nazaruddin telah dijebak, dikorbankan, dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan. Dari Singapore saya akan membalas..."
Isi SMS itu juga mengungkap tudingan-tudingan terhadap SBY dan politisi-politisi PD. Di antaranya adalah Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.
Nazaruddin sudah membantah telah mengirim SMS ancaman tersebut. "Ini fitnah, enggak benar sama sekali," kata Nazaruddin saat dihubungi. (mad/ndr)(detikcom)