copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Jakarta -- Lebaran ketupat merupakan salah satu hasil akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Islam. Lebaran ketupat atau yang dikenal dengan istilah lain Syawalan sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia di berbagai daerah, dari mulai Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan dan lainnya.
Lebaran ketupat di semua daerah yang melaksanakannya, pelaksanaannya sama yaitu pada hari ketujuh setelah Hari Raya Idul Fitri. Lebaran ketupat hanya bisa dijumpai di masyarakat Indonesia dengan tujuan pelaksanaannya sama seperti tujuan berhari Raya Idul Fitri, yaitu saling memaafkan dan bersilaturahim.
Istilah saling memaafkan ini di kalangan masyarakat Indonesia lebih terkenal dengan sebutan "Halal Bihalal".
Tradisi lebaran ketupat yang diselenggarakan pada hari ke tujuh bulan syawal juga merupakan tradisi khas Indonesia yang biasa disebut sebagai "hari raya kecil" setelah melakukan puasa Syawal selama 6 hari atau puasa kecil dibandingkan dengan Idul Fitri yang didahului puasa Ramadan selama 1 bulan.
Sesuai dengan sunah nabi, setelah memperingati Idul Fitri, umat Islam disunahkan puasa selama 6 hari, yang bagi umat Islam di Indonesia kemudian diperingati sebagai Lebaran Ketupat atau Syawalan.
Tradisi lebaran ketupat awal mulanya berasal dari orang Jawa, kemudian tradisi ini menyebar ke seluruh pelosok nusantara yang dibawa oleh orang Jawa sehingga menjadi tradisi yang menasional.
Makna tradisi lebaran ketupat ini sangat dalam sekali bagi orang Jawa, mengandung filosofis kehidupan yang berharga. [air/inilah]
Kamis, 07 Juli 2016
Ini Sejarah Lebaran Ketupat