Malang – Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, menyatakan belasungkawa atas gugurnya para prajurit TNI dalam musibah jatuhnya pesawat Hercules C-130 dengan nomor pesawat A-1334 di Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua pagi tadi. Abdul pun meminta TNI mengurus semua jenazah tersebut.
"Komisi I meminta TNI untuk mengurus semua jenazah hingga pemakaman para korban," kata Abdul melalui pesan elektronik, Minggu, 18 Desember 2016.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta TNI melakukan investigasi menyeluruh terkait jatuhnya pesawat. Hal ini penting karena pesawat tersebut belum genap satu tahun dioperasikan oleh TNI.
"Mengingat usia peremajaan pesawat hasil hibah dari RAAF (Royal Australia Armed Forces) tersebut baru saja diserahterimakan 10 bulan lalu," kata Abdul.
Dari catatan yang ada menurutnya peristiwa kecelakaan pesawat maupun helikopter TNI pagi tadi di Papua adalah yang keenam kalinya terjadi di 2016.
"Maka Komisi I mendesak agar TNI melakukan evaluasi menyeluruh atas kelayakan dan keselamatan operasi seluruh pesawat TNI hasil upgrade (peremajaan) yang diperoleh dari luar negeri. Sekaligus juga meng-grounded pesawat yang tidak layak operasi," ujar dia.
Selain itu Komisi I DPR RI mendesak agar dalam peremajaan pesawat dari hibah luar negeri melibatkan industri pertahanan nasional dalam hal ini PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Hal ini agar peremajaan tersebut dijamin kelayakan operasinya oleh PTDI.
"Komisi I melalui Panja Alutsista TNI akan mengundang pihak Kemhan (Kementerian Pertahanan), TNI dan meminta penjelasan atas kecelakaan pesawat TNI di 2016 ini. Sekaligus akan meminta penjelasan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) atas kinerja mereka dalam mengawasi kelayakan kontrak setiap alustista TNI," lanjut Abdul.
Seluruh Penumpang Korban Hercules Jatuh Sudah Tiba di Malang
Seluruh jenazah penumpang dan kru korban pesawat Hercules yang jatuh di Papua sudah tiba di Malang, Minggu malam, 18 Desember 2016. Sebagian akan dimakamkan malam ini.
Pesawat Hercules berjenis C-130 jatuh di Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu pagi, 18 Desember 2016. Saat kejadian pesawat mengangkut 13 orang personil TNI dan semuanya dinyatakan meninggal dunia.
Hingga saat ini belum jelas apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat yang merupakan hibah dari pemerintah Australia tersebut. Menurut informasi, sebelum jatuh pesawat sudah terlihat dari menara pengawas, namun semenit kemudian pesawat menghilang.
Adapun nama-nama kru pesawat antara lain:
1. Mayor Mario A Kawer, instruktur penerbangan.
2. Kapten J. Hotian F. Saragih, penerbangan BR.
3. Lettu Hanggo Fitradhi, penerbangan II.
4. Lettu Fajar Prayogo Navigator I.
5. Peltu Lukman Hakim, juru radio udara.
6. Peltu Suyata, juru mesin udara I.
7. Peltu, Khusen, juru mesin udara II.
8. Serma Khodori, juru mesin udara II.
9. Peltu Agung, load master II.
10. Serma Fatoni, load master I.
11. Serda Suyanto, Extra Crew.
12. Peltu Agung, Tri W, load master I.
Dan satu penumpang dinas dari Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang.
13. Kapten Rino
(ren/viva)