Di partai final, Minggu (26/6/2011), pasangan Indonesia tersebut takluk melalui pertarungan rubber game, 22-20, 14-21. 9-21, dari unggulan pertama asal Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Hasil ini membuat Tantowi/Liliyana gagal melakukan bac to back, setelah pekan lalu mereka berhasil menaklukkan Zhang/Zao, di Singapura Terbuka.
Menariknya, pertarungan tersebut diwarnai psy war alias perang urat syaraf luar biasa di antara kedua pasangan. Tercatat ada dua kali Zhao Yunlei dan Liliyana terlibat konflik. Bahkan, Liliyana sempat emosi dengan memukul tempat raket di gim ke-2.
Tidak hanya itu, Liliyana juga terpancing emosi pada saat rehat, setelah Zhao mendekati wasit dan meminta untuk menggunakan tayangan ulang yang ada di bagian pojok atas.
Kegagalan Tantowi/Liliyana, membuat Indonesia nihil prestasi lagi.
Gagal Juara, Vita Marissa/Nadya Melati Incar Olimpiade 2012
Gagal menjuarai Djarum Indonesia Open Premier Super Series 2011, Vita Marissa/Nadya Melati tidak patah arang. Pasangan senior-junior tersebut langsung pasang kuda-kuda menatap berbagai kejuaraan yang bakal digelar, termasuk mengincar Olimpiade 2012 di Inggris.
"Target kami ke depan adalah terus berusaha melanjutkan tren positif di berbagai event dunia, termasuk Olimpiade," ujar Vita Marissa usai melakoni pertandingan final Djarum Indonesia Open Premier Super Series 2011 melawan pasangan Wang Xiaoli/Yu Yang, Minggu (26/6/2011).
Menghadapi pasangan Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang dalam final hari ini, baik Vita Marissa maupun Nadya Melati terlihat kalah strategi maupun teknik bermain. Selain lantaran beda peringkat, kedua pasangan tersebut sebetulnya tidak diprediksikan sebelumnya bakal bertemu di final.
"Selain faktor tekanan, mereka juga jauh lebih baik. Kami akui memang beda kelas dengan mereka. Selain itu kami juga banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Vita Marissa soal kekalahan melawan pasangan Cina tersebut.
Meski harus menelan pil pahit lantaran kekalahan tersebut, pasangan Vita Marissa/Nadya Melati mengaku mengantongi hasil pencapaian final kali ini sebagai bekal berharga untuk memulai kembali kepercayaan diri mereka dalam menghadapi berbagai kejuaraan dunia, termasuk dalam ajang Olimpiade. (Tribunnews)