Kediri - majalahbuser.com, Gelaran Laski XI yang akan diselenggarakan pada tanggal 24 April 2016, merupakan salah satu bentuk kegiatan menjelajah dan menikmati alam. Khususnya bagi para pecinta alam, Laski XI menjadi agenda rutin yang wajib untuk diikuti.
Dari tahun ketahun penyelenggaraan Laski, para peserta yang turut serta mayoritas berasal dari kalangan pelajar. Baik itu pelajar yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Mahasiswa. Ada pula peserta dari Karyawan dan masyarakat umum.
Dalam pelaksanaan Laski para peserta memang dianjurkan untuk membawa perbekalan (minum dan makanan ringan) secukupnya yang mudah untuk dibawa. Namun tak jarang pula sisa-sisa dari perbekalan tersebut dibuang di dalam perjalanan, dan menjadi sampah yang mengotori alam.
Camat Semen Elok Etika kepada Tim Kominfo Rabu (20/4), mengatakan Permasalahan sampah di gunung sepertinya bukan lagi menjadi hal yang baru kita dengar. Sangat disayangkan memang ketika jumlah peserta Laski yang terus meningkat diiringi pula dengan bertambahnya jumlah sampah di atas lereng Gunung Wilis (rute Laski).
"Cara yang paling baik untuk mengatasi masalah sampah ini adalah dengan menumbuhkan kesadaran pada diri masing-masing. Mulailah untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, salah satunya dengan bertanggung jawab terhadap sampah anda sendiri." Terang Elok
Salah satu cara paling sederhana yang bisa dilakukan oleh setiap peserta adalah membawa pulang sampah pribadi. Seiring dengan terbiasanya para peserta melakukan ini, tentu kedepannya diharapkan bisa membantu mengurangi sampah lain yang sudah menumpuk lama.
"Untuk membawa pulang sampah pribadimu dapat dilakukan dengan cara membawa kantong sampah sendiri. Peserta Laski dapat mempersiapkan kantong sampah anda sendiri sebelum memulai perjalanan." Ujar Elok.
"Yakni dengan membawa beberapa kantong sebagai cadangannya dan persiapkan salah satu kantong di bagian luar ransel anda. Hal ini berguna untuk menampung sampah yang anda hasilkan saat di jalur pendakian, baik ketika anda membuka bungkus permen, bungkus roti ataupun bungkus makanan kecil lainnya yang selalu terabaikan untuk dipungut." Jelas Elok
Jangan pernah berpikir bahwa sampah di gunung akan dibersihkan oleh orang lain. Jadilah pendaki dan pecinta alam yang bertanggung jawab dengan sampahnya sendiri. Hargailah nikmat keindahan alam yang sudah diberikan Tuhan dengan tetap menjaga kelestariannya.
Berbicara mengenai sampah, sepertinya takkan pernah ada habisnya. Dapat dikatakan bahwa sampah akan selalu ada selama manusia itu ada. Jika anda tidak mampu untuk membersihkan semua sampah di gunung maka cara terbaik yang bisa anda lakukan adalah dengan tidak menambah jumlah sampah yang ada. Selamat mendaki! (ADV)