majalahbuser.com – Klakson ‘Om Telolet Om’ kini tengah menjadi buah bibir. Tak hanya di Indonesia, fenomena ini bahkan telah sampai ke mancanegara. Nah, tentu menarik untuk mencoba menulusuri awal mula fenomena ini berhasil mendunia.
Sebagai catatan, klakson elektrik pertama kali ditemukan Miller Reese Hutchison yang diterapkan pada kendaraan umum dan mobil pribadi sejak 1908 silam. Namun, seiring perkembangan teknologi, klakson ini memiliki beragam bunyi.
Seperti halnya klakson dengan bunyi ‘telolet’ yang dipopulerkan bus malam, atau truk pengangkut barang di Indonesia.
Menurut beberapa sumber penjual klakson kendaraan, asal mula klason ‘telolet’ ini sistem kerjanya bukan elektrik tapi masih menggunakan udara (air horn) dengan bentuk klakson terompet, bukan keong. Jadi tidak heran kalau suara ‘telolet’ yang dihasilkan besar. Tapi seiring perkembangan zaman, sistem kerja ‘telolet’ ini bukan lagi mengandalkan udara, tapi secara elektrik yang mengadopsi modul, relay, dan tiga unit klakson keong sebagai sumber suaranya.
Lantas apa yang membuat klakson ‘telolet’ ini jadi populer hingga di beberapa negara? Dikutip dari VIVA.co.id, setiap objek bisa menjadi poupuler hanya dengan memanfatkan media sosial.
Asal muasal klakson ‘telolet’ ini jadi populer, berawal dari kutipan dari tulisan beberapa anak kecil di daerah Jawa khususnya jalur Jepara-Kudus yang ingin mendengarkan klakson bus malam dengan membawa kertas bertuliskan ‘Om Telolet Om’.
Nah, kemudian perkataan ‘Om Telolet Om’ ini digunakan oleh beberapa anak muda Jakarta sebagai bahan lelucon mereka di media sosial. Nah, dari situlah awalnya klakson bus ini kemudian menjadi populer
Mengutip dari acara Rupa Indonesia di tvOne, beberapa anak kecil di Semarang Jawa Tengah ini kerap meminta supir bus membunyikan klaksonnya. Mereka berbondong-bondong merekam bus berikut suara klaksonnya dengan gadget atau handphonenya.
“Awalnya saya suka dari bentuknya lalu lama-lama tahu itu telolet, ternyata suaranya bagus. Terus saya coba merekam (video) dan mendapatkan hasilnya sangat bagus. Saya dari kecil memang sudah suka bus,” katanya salah satu anak yang ditemui.
Fenomena ‘Om Telolet Om’ kini telah menjadi sorotan beberapa media luar negeri. Tak hanya itu, beberapa musisi kondang juga mengeluarkan cuitan mengenai fenomena ini. Bahkan, ada yang menciptakan lagu remix dengan tema ‘telolet’ ini.
Penelusuran majalahbuser.com, dibeberapa pusat jual beli online banyak yang menjual klakson "telolet". Harganya pun beragam, mulai Rp 250.000 hingga jutaan rupiah.
Kebanyakan, yang harganya ratusan ribu buat kendaraan kecil, sedangkan di atas Rp 1 juta untuk bus atau truk, sebab jumlah corongnya lebih dari tiga, bahkan bisa mencapai enam.
(berbagai sumber/bsr1)