majalahbuser.com – Aksi unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta, nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berakhir ricuh malam tadi, Jumat, 4 November 2016. Dilaporkan sebanyak tujuh orang mengalami luka dalam peristiwa tersebut.
Kepala Biro Penerangan Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto mengatakan, ada tiga personel kepolisian yang menjadi korban kericuhan tersebut.
Namun, tak dijelaskan lebih rinci identitas anggota polisi yang terluka akibat serangan para demonstran. "Info ada tiga anggota Polri yang luka," kata Agus Rianto dalam keterangannya di Jakarta. Agus juga menuturkan, ada empat pengunjuk rasa terluka. Tapi, masih belum diketahui identitasnya.
Alasan Jokowi Tak Bisa Segera Kembali ke Istana
Presiden Joko Widodo membeberkan alasannya baru kembali ke Istana Merdeka setelah sempat terjadi kericuhan pada aksi unjuk rasa ratusan ribu demonstran pada Jumat malam, 4 November 2016. Jokowi sejak siang hari diketahui melakukan kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menjelaskan bahwa sejak sore Presiden Jokowi sudah berniat kembali ke Istana Merdeka usai kunjungan kerja. Presiden sempat berkomunikasi dengan Sekretaris Kabinet dan Menteri Sekretaris Negara soal keputusannya itu. Namun, banyaknya massa yang memenuhi sekeliling Istana Merdeka menjadi alasan Jokowi tak segera kembali.
"Karena jalan semuanya ditutup, disarankan danpaspampres tidak ke Istana," kata Pramono di Istana Merdeka, Sabtu dini hari, 5 November 2016. Pramono sudah melaporkan semua kejadian serta tuntutan para demonstran kepada Presiden Jokowi setibanya di Istana. Laporan itu disampaikan dalam rapat yang digelar mendadak pada malam hari. "Kami telah laporkan perkembangan yang ada," ujar Pramono.
Presidan Jokowi sebelumnya menyayangkan terjadinya kericuhan usai unjuk rasa, Jumat 4 November 2016. Bahkan, Jokowi menyebut ada aktor politik di balik terjadinya kericuhan itu. "Kami menyesalkan kejadian ba'da Isya, yang seharusnya sudah bubar, tetapi jadi rusuh. Ini kita lihat ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu dini hari, 5 November 2016.
Unjuk rasa, ujar Jokowi, seharusnya berjalan tertib seperti ketika siang hari sebelum ricuh. Menurut Presiden, penyampaian aspirasi dengan melalui unjuk rasa memang sudah seharusnya dilakukan dengan tertib. Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun menyampaikan rasa apresiasinya kepada para tokoh agama yang menjaga jalannya demonstrasi tetap aman.
"Terima kasih kami sampaikan kepada ulama, kiai, habib, ustaz yang telah memimpin umatnya yang menyejukkan, sehingga sampai Magrib tadi berjalan tertib dan damai," kata Jokowi. (viva)