Tidak ada laporan korban luka serius tetapi beberapa analis mengatakan tindakan polisi berlebihan dan mencederai image Najib.
"Kami bukan penjahat, kami hanya meminta pemilihan umum yang bebas dan adil," kata putri pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, Nurul Izzah Anwar, pada wartawan setelah ayahnya jatuh dan terluka dalam sebuah huru-hara ketika dia dan pendukungnya disemprot gas air mata.
"Banyak orang tidak bersalah terluka. Kami mengutuk tindakan kekejaman oleh UMNO dan Barisan Nasional," katanya, merujuk ke partai Najib dan koalisi yang berkuasa.
Protes jalanan jarang terjadi di negara Asia Tenggara, namun investor asing khawatir bahwa setiap gelombang sentimen anti-pemerintah bisa menunda reformasi ekonomi yang penting untuk menarik investasi.
Jika ia berada di bawah tekanan rakyat, Najib dapat mempertimbangkan kembali rencana untuk pemilu yang dipercepat dan menunda reformasi, seperti pemotongan subsidi bahan bakar atau melepas program tindakan afirmatif bagi mayoritas Melayu di negara itu.
Pemilu tidak dilakukan sampai tahun 2013 namun analis mengatakan Najib bisa mencari mandat awal setelah pertumbuhan ekonomi mencatat angka tertinggi dalam 10 tahun pada 2010.
"Dari perspektif Najib, mengadakan pemilu dalam waktu dekat akan menjadi kesalahan karena kerusakan yang telah dilakukan hari ini," kata Bridget Welsh, spesialis Malaysia di Singapore Management University.
"Fakta bahwa kerumunan besar muncul meskipun ada tindakan keras menunjukkan bahwa kemarahan pemilih dalam, dan ini akan mendorong banyak orang yang berada di tengah ke arah oposisi."
Reuters melihat gas air mata disemprotkan berulang kali ke kelompok pengunjuk rasa di pusat kota Kuala Lumpur saat orang banyak meneriakkan "Hidup Rakyat" dan "Reformasi, reformasi," kata Melayu untuk reformasi.
Beberapa orang terlihat berdarah setelah gas air mata ditembakkan, tapi polisi tidak memberikan rincian korban luka. Massa di sekitar stasiun bus utama di kota itu juga disemprot dengan meriam air.
Inspektur jenderal polisi Malaysia, Ismail Omar, mengatakan 1.401 orang ditahan, tetapi banyak yang akan dibebaskan setelah diinterogasi. Setidaknya tiga pemimpin oposisi senior di antara mereka yang ditahan, kata pejabat lainnya.
"Kami telah menetapkan bahwa kami ingin pemilu yang bebas dan adil," kata Chan Mei Yin, seorang akuntan berusia 32 tahun yang bergabung dengan aksi protes.
"Polisi hanya menunjukkan bahwa mereka brutal terhadap warga Malaysia. Saya tidak akan memilih pemerintahan ini," tambahnya. (Tempointeraktif)