Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Pacitan - Sebanyak 14 jemaah calon haji dari kelompok terbang 74, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, batal berangkat karena faktor usia dan masalah kesehatan. "Alasannya sebenarnya macam-macam, tapi kebanyakan memang karena dua hal itu, yakni masalah usia serta kesehatan," ungkap Kasi Haji di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Pacitan, M Nurul.
Senin, 03 Oktober 2011
14 Calon Haji Pacitan Batal Berangkat
Diakuinya, sejak awal kedua masalah tersebut memang menjadi perhatian khusus panitia serta tim kesehatan haji setempat. Hal itu tidak lepas dari kenyataan bahwa jumlah jemaah calon haji dengan usia di atas 63 tahun mencapai hampir 90 persen.
Dari total 149 jemaah calon haji yang telah terdaftar, beberapa di antaranya bahkan telah berusia uzur atau di atas 80 tahun. Kenyataan itu membuat panitia haji bersama tim medis setempat harus bekerja ekstra kerasuntuk memantau kondisi kesehatan masing-masing CJH.
Hasilnya, dari 149 jemaah calon haji, ada 40 di antaranya dinyatakan masuk kategori observasi dan satu orang lainnya dipantau secara intensiflantaran pernah mengalami stroke berat.
"Para jemaah yang diobservasi umumnya pernah menderita penyakit hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya. Karena itu pengawasan sengaja kami perketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," terang dia.
Nurul menambahkan, sejumlah calon haji masuk kategori observasi karena berbagai alasan, salah satunya karena mereka sangat tergantung dengan obat, apalagi usianya rata-rata di atas 60 tahun.
Bagi kelompok risiko tinggi ini, tim kesehatan haji kemudian melakukan pemeriksaan menggunakan prasarana ECG (electrocardiograph) dan rontgen.
Perlakuan khusus terhadap usia resiko tinggi tersebut diperlukan untuk data buku hijau yang akan dibawa jemaah saat berada di Tanah Suci. Tujuanya, yakni supaya bisa digunakan sebagai petunjuk apabila kondisi kesehatan calon haji bersangkutan memburuk saat berada di Tanah Suci.
"Kalau ada buku hijau, pihak medis di sana (Arab Saudi) tentunya akan dapat dengan cepat memberikan pertolongan, berpedoman pada rekam kesehatan pasien bersangkutan," terangnya. (Ant/Ol-3)
Calon Haji Pacitan (Antara)