Mashudi bahkan yakin jika anak buahnya tidak terlibat dalam kasus pertukaran napi tersebut.
"Kami ini sifatnya pasif hanya menerima. Jadi merupakan kesengajaan pihak yang mengantar. Saya protes keras dan meminta instansi terkait mengusut tuntas,” ujar Mashudi, Senin (3/1/2011).
Kata Mashudi, dalam kasus ini pihaknya memang mengakui petugas Lapas Bojonegoro telah lalai. Pasalnya, kasus ini baru terbongkar setelah beberapa hari napi mendekam di Lapas Bojonegoro. Sanksi yang diberikan pun mungkin hanya akan sebatas karena perbuatan lalai.
“Kalau saat penerimaan berkas terlewatkan mungkin wajar, tapi ini sudah bermalam beberapa hari baru tahu, apalagi tingkat kepadatan Lapas di Bojonegoro tidak begitu tinggi,” kata Mashudi.
Sebagai tindak lanjutnya, Mashudi menyatakan telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi di lapas. “Saya sudah minta semua yang terlibat diperiksa, termasuk Kepala LP karena penerimaan dan pelepasan napi menjadi tanggung jawabnya,” imbuhnya.
Seperti diberitakan, Lapas Bojonegoro pada 31 Desember lalu sempat heboh. Pasalnya, Kasiem, terpidana kasus korupsi penyelewengan bersubsidi berhasil mengelabuhi petugas lapas dengan memasukkan orang lain untuk menggantikan dirinya menjalani hukuman penjara selama tujuh bulan.
Karni, orang suruhan Kasiem, mau menggantikan Kasiem karena tergiur dengan imbalan uang Rp10juta jika mau menggantikan Kasiem tinggal di penjara. Karni masuk Lapas Bojonegoro pada 27 Desember lalu dengan diantar seseorang dan pengacara Kasiem yang bernama Hasnomo.
Namun penyamaran ini hanya berjalan lima hari karena pada 31 Desember lalu Yayuk, tetangga Kasiem yang asli, bermaksud menjenguk Kasiem di penjara. Namun betapa terkejutnya Yayuk karena ternyata yang dijenguk bukan Kasiem tapi Karni orang yang tidak dikenalnya sama sekali.
(lam/okezone)