Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung,

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Jakarta - Langkah beberapa anggota DPR membuat gerakan pengumpulan koin untuk Presiden membuat geram kader Partai Demokrat. Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Hukum, Benny Kabur Harman mengatakan daripada mengumpulkan koin seribu Rupiah untuk presiden, lebih baik energianggota dewan digunakan untuk menjalankan aksi serupa tapi untuk korban Lapindo.

“Sebenarnya tidak tepat kalau melakukan langkah mengumpulkan koin buat presiden. Koin itu lebih tepat diserahkan kepada para korban lumpur Lapindo karena merekalah korban sebenarnya. Yang membutuhkan koin tersebut ya mereka bukan presiden,” ujar Benny saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Rabu(26/1/2011).

Kader Partai Demokrat lainnya Didi Irawadi Syamsudin mengatakan

manuver sejumlah anggota DPR tersebut tidak patut dan melecehkan simbol negara.

"Hanya orang kurang waras alias sakit saja yang mengatakan SBY mengeluh soal gajinya,’’ ujar Didi.

Kalau mau fair, kata Irawadi, seharusnya mereka menyimak pidato presiden secara utuh, jangan hanya sepotong-sepotong. Candaan presiden itu untuk memotivasi para anggota TNI dan Polri supaya bekerja lebih keras karena gajinya dinaikkan.

Ketua Departemen Anti Korupsi dan Pemberantasan Mafia Hukum DPP Partai Demokrat itu juga mengatakan, kalangan yang mengomentari sinis candaan presiden tentang gajinya yang tidak naik selama 7 tahun terakhir, sangat berlebihan dan tidak memahami konteks pidato presiden.

Menurut Didi para pihak yang memberikan koin itu adalah orang-orang yang sudah buta hati sehingga tindakannya selalu didasari kebencian, kebencian dan niat yang kurang baik.

"Orang-orang tersebut pikirannya sungguh kerdil karena membesar-besarkan hal yang tidak substantif. Kami tidak akan lakukan apa-apa, tapi biarlah rakyat yang menilai kedangkalan dan kekerdilan moral para anggota DPR yang ikut-ikut memberikan koin itu,’’ tutup Irawadi. (TRIBUNNEWS.COM)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi