Sutopo menjelaskan, daerah yang berpotensi terlanda bahaya letusan Gunung Kelud pada Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) merupakan kawasan yang selalu terancam awan panas, gas racun, lahar letusan, aliran lava, dan kawasan yang sangat berpotensi tertimpa lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat dalam radius 2 km dari pusat erupsi. Pada radius 2 km tersebut tidak ada permukiman.
Pada Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan lahar letusan, serta kawasan yang berpotensi tertimpa lahar hujan dan hujan abu lebat dalam radius 5 km dari pusat erupsi.
"Pada radius 5 km diperkirakan ada sekitar 100 jiwa penduduk. Masyarakat yang berada dalam KRB II untuk selalu waspada dan memperhatikan perkembangan G. Kelud yang dikeluarkan oleh PVMBG," katanya.
Dengan peningkatan status tersebut, Sutopp meminta dan merekomendasikan agar pendaki, wisatawan, dan masyarakat tidak mendekati puncak kawah G. Kelud.
"Kepala PVMBG telah melaporkan kepada Kepala BNPB terkait peningkatan status Siaga. Deputi Penanganan Darurat BNPB telah melakukan koordinasi dengan BPBD Blitar, BPBD Malang, dan Pemda Kediri untuk menyiapkan rencana kontinjensi," kata Sutopo.
Warga Desa Sugihwaras akan Gelar Ronda
Pasca status siaga Gunung Kelud, warga sekitar Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar tampak tenang dan tidak panik. Namun rencananya, warga akan menggelar ronda dengan peningkatan status tersebut.
Ronda ini dilakukan agar tidak banyak orang-orang yang ingin mendekat ke pos pantau atau ke Gunung Kelud. Selain itu warga juga menutup pintu masuk sekitar desa. Sebab warga penasaran dengan status perubahan Waspada ke Siaga.
"Mas jangan masuk-jangan masuk, sudah banyak yang di atas (Pos Pantau)," kata seorang warga yang berada di luar rumah melihat lalu lalang orang-orang yang menuju pos pantau yang berjarak 12 Km dari Desa Sugihwaras, Senin (10/2/2014).
Sementara itu seperti kesiagaan sebelum-sebelumnya setelah mendengar ada perubahaan status siaga, warga dengan sendirinya melakukan ronda mulai nanti malam.
"Rencananya setelah ada status, warga pemuda karang taruna selalu melakukan ronda malam. Ini sudah sering dilakukan sejak Gunung Kelud masuk status siaga tahun 2007 lalu," jelas seorang Kepala Dusun Sugihwaras, Suprapto kepada wartawan di lokasi.
Dari pantauan detikcom di lokasi, warga tampak biasa-biasa saja. Sebagian terlihat bercengkerama dengan tetanggan di depan rumah masing-masing. Mereka tidak tampak panik atau takut.
"Oala ga onok opo opo jek an mas, ijek santai (Oala masih tidak ada apa-apa mas, masih santai)," canda seorang warga bernama Agung.
Pemkab Kediri Gelar Rapat Mendadak
Peningkatan status Gunung Kelud dari Waspada menjadi Siaga membuat stakeholder di Kabupaten Kediri, Jawa Timur menggelar rapat mendadak, Senin (10/2/2014) malam.
Rapat yang berlangsung di ruang Grahadi Kantor Bupati Kediri itu dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kediri, Masykuri Iksan, dan diikuti oleh unsur tentara, polisi, maupun elemen lain terkait kebencanaan.
Hingga saat ini, rapat yang membahas tentang potensi kerawanan akibat krisis Kelud maupun langkah-langkah strategis penanganannya tersebut masih berlangsung. (berbagai sumber)