Akhirnya, Kanada memutuskan menjual kapal itu seharga 600.000 pound sterling atau Rp7,3 miliar ke Republik Dominika. Pada Februari 2013, kapal itu kemudian diderek sebuah perusahaan kapal tongkang Amerika Serikat menuju Dominika.
Sialnya, terjadi badai hebat di lautan. Rantai derek Lyubov Orlova putus dan upaya menyambungnya kembali terhalang angin kencang berkekuatan 35 mil per jam. Akhirnya Orlova dibiarkan terombang-ambing.
Dikhawatirkan akan menabrak pengeboran minyak lepas pantai Kanada, pemerintah mengirimkan kapal derek lainnya dan berhasil menangkap Orlova. Namun bukannya dibawa ke pelabuhan, kapal itu malah dibuang di lautan lepas.
Saat ini sudah 12 bulan Orlova hilang di laut. Pencarian besar-besaran dilakukan oleh berbagai pihak, mengingat mahalnya harga jual kapal itu. Diantara yang mengejarnya adalah perusahaan penyedia layanan satelit dan pemburu harta karun asal Belanda.
Pencarian terhalang matinya sistem navigasi Orlova. Maret lalu, dua sinyal berhasil ditangkap di lautan. Sinyal itu milik perahu penyelamat Orlova yang jatuh. Seminggu kemudian, sinyal besar tertangkap kembali di pesisir Skotlandia, namun setelah dicari dengan pesawat, benda itu tidak ditemukan.
Tikus Kanibal
Pekan ini, The Sun di Inggris membuat berita yang bikin was-was. Tabloid ini mengutip seorang pemburu harta karun asal Belgia, Pim de Rhoodes, yang mengatakan bahwa penghuni kapal itu sekarang kemungkinan adalah tikus kanibal yang telah berkembang biak menjadi ribuan ekor.
"Akan ada banyak tikus yang memakan satu sama lain karena tidak mendapat makanan. Jika saya bisa naik ke kapal itu, saya harus membunuh semuanya dengan racun," kata Rhoodes.
Selama 12 bulan berlayar, kapal itu diperkirakan akan sampai di pantai Skotlandia dalam waktu dekat. Kendati kedatangan kapal hantu itu dan tikus kanibal di dalamnya lebih pada rumor dan tidak terbukti ilmiah, penjaga pantai Skotlandia tetap berjaga penuh.
"Ada badai besar beberapa bulan belakangan ini, tapi kapal sebesar itu sepertinya sulit ditenggelamkan. Kami harus tetap waspada," kata Kepala Patroli Pantai Skotlandia, Chris Reynold.
Namun jika tenggelam, kapal ini akan jadi bencana lingkungan. Mei tahun lalu, ahli dari Prancis Robin du Bois mengatakan bahwa kapal itu mengancam kesehatan dan keamanan lingkungan.
"Jika kapal itu tabrakan atau tenggelam, maka bensin dan racun lainnya, asbestos, mercury dan kotoran yang tidak terurai akan terlepas ke laut," kata dia. (viva)